Jumat, 18 Juni 2010

Bidadari Dunia



"Seorang Perempuan dinikahi karena 4 hal, yaitu kekayaannya, status keluarganya, kecantikannya dan agamanya. Maka nikahilah perempuan karena agamanya ( karena jika sebaliknya ) kamu akan jadi seorang Pecundang. "
( HR Bukhari dari Abu Hurairah )

Menurut penelitian, ternyata di belakang seorang pemimpin yang sukses, termasuk pemimpin rumah tangga, terdapat seorang istri yang setia, penuh pengertian, yang darinya menjadi sumber semangat dan inspirasi.

Rasulullah SAW. sendiri telah membuktikan, bahwa kesuksesannya di dalam mengemban tugas Kerasulan tidak pernah lepas dari peran besar yang telah dimainkan oleh istri-istrinya. Ketika ayat pertama surat Al-Alaq turun, saat Nabi SAW mendadak tubuhnya gemetar seakan terserang demam, Siti Khodijah-lah yang menghibur dan menenangkan, antara lain dengan cara menyelimuti beliau.

Begitu hormatnyaNabi SAW. kepada Khodijah sehingga beliau pernah berkata, "Ketika aku miskin, ia tetap percaya kepadaku." Karena seringnya Nabi SAW menyebut Khodijah, sehingga Aisyah RA berkata," Tidak ada istri Nabi yang aku cemburui, kecuali Khodijah." Atas reaksi ini lalu Rasulullah SAW bersabda, " Tidak ada yang menyamai Khodijah."

Suatu ketika Siti Fatimah bertanya kepada ayahnya, Rasulullah SAW, "Bagaimana caranya agarmenjadi menjadi seorang istri yang baik ?" Nabi SAW tidak menjawab langsung kriterianya, tapi menyuruh Fatimah mendatangi rumah Siti Muthiah tetangganya untuk mencontoh, yang letaknya tidak begitu jauh. Lalu berangkatlah Fathimah dengan anaknya Sayyidina Hasan RA yang masih bocah. Namun aneh keduanya tidak di izinkan masuk oleh tuan rumah. Alasannya karena Fathimah membawa serta anak laki-laki.

"Saya takut melanggar larangan suami saya. Sebab ia tidak membolehkan semua lelaki masuk ke rumah kami, selama ia sedang tidak ada di rumah," ujar muthiah menjelaskan. Bukankah Hasan masih anak-anak, kata Fathimah." Ya, meskipun ia masih anak-anak," lanjut Muthiah dengan mantap. Dengan perasaan agak kecewa, Fathimah pulang ke rumah mengantar Hasan.

Setelah itu ia kembali lagi ke rumah Muthiah, sendirian. Kali ini Fathimah diterima dan dipersilahkan masuk. Di rumah tamu yang sangat sederhana itu ada tiga benda yang menarik perhatian Putri Rasulullah SAW yaitu sebuah kipas, sehelai handuk kecil dan sebilah rotan. Setelah berbasa-basi, Fathimah langsung menanyakan urgensinya.

" Handuk kecil itu saya pergunakan untuk menyeka keringat suami saya setiap ia pulang dari mencari nafkah," ucap Muthiah dengan tersipu-sipu." Lalu kipas itu untuk apa ?" tanya Fathimah." Ya, untuk mendinginkan tubuh suami saya yang kegerahan. Selain itu ketika suami saya datang, saya sudah mandi dan berdandan rapi. Semuanya saya lakukan agar hatinya senang dan betah tinggal di rumah." Adapun rotan itu saya serahkan kepada suami. "Untuk apa ?" tanya Fathimah. Untuk mencambukku sebagai hukuman barangkali ada sesuatu yang kurang menyenangkan baik dalam hal makanan atau pelayanan kepadanya. Namun, alhamdulillah sampai saat ini belum pernah ia melakukannya," lanjut Muthiah.

Mendengar semua penjelasan Siti Muthiah itu, membuat perasaan Fathimah berdecak kagum, dan berkata dalam hatinya, " Pantas ayahku menyuruh menemui Siti Muthiah, untuk mencontoh bagaimana sikap seorang istri yang baik.